PRODUKTIVITAS KERJA GURU
1) Pengertian Produktivitas
Kerja
Produktivitas adalah hasil kerja
dari seseorang atau kelompok organisasi, yang merupakan penampilan (performance) dari seseorang/organisasi
tertentu secara keseluruhan. Nanang Fatah (1996:19) menyatakan bahwa : “Prestasi kerja atau penampilan
kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.”
Sedangkan, Anwar Prabu (2000:67)
mengemukakan bahwa :
” Pengertian produktivitas
adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
Dari kedua pendapat tadi terlihat
bahwa, kinerja menentukan ciri dan kualitas seseorang atau organisasi, yang
dapat menunjukkan keberhasilan atau ketidak berhasilan orang atau organisasi
tersebut, dengan kata lain kinerja merupakan penampilan (performance) yang harus selalu
dijaga dan dipelihara, sehingga menjadikan orang atau organisasi dapat
tampil secara memuaskan. Dengan demikian penampilan (performance) memiliki arti yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi.
Dalam melakukan pekerjaannya seorang pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satu
diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Anwar Prabu (2000:67). Faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)
dan faktor
motivasi (motivation)
(1) Faktor Kemampuan. Secara Psikologis, kemampuan (ability)
pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan relity (knowledge +
skill) artinya pegawai yang memiliki (IQ diatas rata-rata 110 sampai 120) dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan
lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
(2) Faktor Motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
E. Mulyasa (2003:149) menyatakan :
Beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk memotivasi tenaga
kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan kinerjanya, diantaranya :
(1)
Tenaga kependidikan akan
bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan.
(2)
Tujuan kegiatan harus disusun
dengan jelas dan diinformasikan kepada tenaga kependidikan sehingga mereka
mengetahui tujuan mereka bekerja. Tenaga kependidikan juga dapat dilibatkan
dalam penyusunan tujuan tersebut.
(3)
Para tenaga kependidikan harus selalu diberi tahu tentang hasil dari
setiap pekerjaannya.
(4)
Pemberian hadiah lebih baik
dari pada hukuman, sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.
(5)
Manfaatkan sikap-sikap,
cita-cita dan rasa ingin tahu dari tenaga kependidikan.
(6) Usahakan untuk memperhatikan
perbedaan individual tenaga kependidikan, misalnya perbedaan kemampuan, latar
belakang dan sikap mereka terhadap pekerjaannya.
(7)
Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman,
menunjukkan bahwa pemimpin memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian
rupa sehinga setiap tenaga kependidikan pernah memperoleh kepuasan dan
penghargaan.
Guru merupakan tenaga professional yang mempunyai tugas khusus untuk
mendidik dan mengajar kepada siswanya di sekolah. Oleh karenanya seorang guru dituntut untuk selalu
berupaya meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Kaitan dengan ini Dedi
Supriadi (2003:819) mengemukakan bahwa :
Seorang guru yang profesional dituntut untuk meningkatkan wawasan serta
pengetahuannya di bidang pendidikan dan ilmu-ilmu penunjang umumnya dan proses
belajar mengajar. Hanya dengan cara ini guru dapat lebih baik dan dapat lebih yakin bahwa setiap kegiatan
belajar-mengajar yang dikekolanya itu dan sekaligus perwujudan interaksi
pendidikan. Lebih jelas lagi seorang guru harus selalu sadar untuk berupaya.
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru
dalam meningkatan kinerjanya senantiasa mampu meningkatkan keprofesionalannya. Kemampuan
professional berkaitan dengan kemampuan guru untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan bergaul dengan semua pihak yang bersangkutan dengan pendidikan pada
khususnya dan orang lain dari semua tatanan masyarakat pada umumnya. Kemampuan profesional
merujuk pada keteladanan guru dalam melaksanakan layanan kependidikan. Hal ini
diharapkan guru mampu melakukan apa yang harus dilakukannya dengan baik serta memahami batas-batas
kemampuan dan tanggung jawabnya.
Pengembangan professional guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga
kebutuhan yang sungguhpun memiliki keragaman yang jelas, terdapat banyak
kesamaan, antara lain :
(1) Kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan
manusiawi, serta melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial.
(2) Kebutuhan untuk menemukan
cara-cara untuk membantu staf pendidikan dalam rangka mengembangkan pribadinya
secara luas. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan potensi sosial dan potensi akademik
generasi muda dalam interaksinya dengan alam lingkungannya.
(3)
Kebutuhan untuk mengembangkan
dan mendorong keinginan guru untuk menikmati dan mendorong kehidupan
pribadinya, seperti halnya dia membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan
keyakinan memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasar.
Kebutuhan pertama, terkait
langsung dengan kepedulian kemasyarakatan guru ditempat mereka
berdomisili. Kebutuhan kedua, terkait
dengan spirit dan moral guru di sekolah tempat mereka bekerja. Kebutuhan ketiga, dan mungkin yang paling penting
adalah sebagai proses seleksi untuk menentukan mutu guru-guru yang akan
disertakan dalam berbagai kegiatan pelatihan dan perjenjangan jabatan.
2) Guru Sebagai Pusat
Pengembangan professional guru dapat didekati berdasarkan orientasi kemasyarakatan . Sekolah atau
perseorangan. Apakah kita mendekati pengembangan profesional guru dari
orientasi masyarakat, sekolah atau perorangan, bukanlah hal yang patut
dipersoalkan di sini. Fokus aktivitas pengembangan profesioanl guru adalah
kehidupan guru itu sendiri. Banyak diantara guru pemula yang merasa sedih
karena mereka tidak dipersiapkan secara matang untuk melaksanakan tugas-tugas
komplek dan diperlukan di di dalam kelas. Pendidikan prajabatan bagi guru-guru
dinilai masih terlalu lemah sehingga guru-guru pemula masih banyak belajar di
dalam pekerjaan, serta saling membantu satu sama lainnya dalam batas-batas yang
bisa mereka perbuat.
Profesi guru tampaknya masih relatif berbeda dengan profesi-profesi yang berpijak dari
ilmu-ilmu keras
(hard sciences). Profesi yang bebasis
ilmu-ilmu keras tertentu benar-benar mengondisikan penyandang profesi-profesi
itu untuk melakukan praktik-praktiknya berdasarkan teori keilmuan, teori yang benar-benar
menjadi masukan dalam praktek. Di samping itu, penyandang profesi didukung oleh sains yang kompleks, tradisi otoritas profesi,
institusi yang kuat dan berpengaruh, dan kesejahteraan pribadi. Demikian juga
dalam bidang kedokteran.
3) Program-program produktivitas
kerja Guru
Ada
beberapa cara yang dapat dipakai untuk menyukseskan program sebagai berikut:
(1) Program harus menyeluruh dan harus ada kesesuaian relatif antara masukan-masukan dari
masyarakat kaum professional.
(2)
Efek artisipasi yang sama bagi
guru-guru untuk menghindari keterasingan dan untuk mengembangkan perasaan
bermanfaat, guru harus lebih aktif.
(3)
Partisipasi guru harus ada
dalam proses perencanaan, perlu diperbesar partisipasi dalam kelompok, dan
memperkuat persepsi mereka mengenai manfaat program.
(4) Memungkinkan bagi guru dan
masyarakat untuk mengakses kebutuhan-kebutuhan lokal dan mengambil tindakan yang mereka senangi.
(5)
Program-program diarahkan bagi
dan terfokus pada guru, anggota masyarakat dan propesional, dan hal itu tidak dilepaskan dari masalah-masalah penting di
sekitar mereka.
Ada beberapa reposisi untuk meningkatkan mutu pengembangan
proporsional, yaitu berikut ini :
(1) Tugas-tugas dan kegiatan pendidikan dalam jabatan yang berkelanjutan
dapat mengembangkan
kompetensi professional guru secara regular, meningkatkan mutu sekolah,
mempercayai khasanah kehidupan individual guru.
(2)
Ada banyak bentuk
pendidikan dalam jabatan yang dapat menampung tujuan-tujuan itu, persyaratan
ini membutuhkan kondisi yang berbeda bagi penghantaran yang efektif.
(3) Banyak hasil penelitian bidang
pendidikan dalam jabatan yang bermutu. Sesungguhnya metode-metode pelatihan
yang dianjurkan yang diyakini sangat efektif banyak pula , tetapi hingga saat ini belum sepenuhnya diterapkan dalam sistem pendidikan dan jabatan.
(4)
Latihan meneliti akan mendorong
guru untuk menemukan ide pengembangan profesional, model dan keterampilan mengajar. Hal ini lebih
menentukan daripada kondisi-kondisi
kekuatan yang dikreasi.
(5)
Hambatan-hambatan yang
diaplikasikan pengalaman menuntut adanya perluasan kegiatan pelatihan secara
besar-besaran
bagi guru.
(6)
Bagaimanapun juga guru menjadi
peserta pelatihan yang lebih efektif daripada peserta lainnya sehingga banyak
staf sekolah yang mempunyai kemampuan mengajar orang dewasa lainnya.
(7)
Barangkali banyak sumber
pengembangan yang secara potensial efektif menjadi lemah atau salah digunakan
saat ini.
(8)
Ekologi sekolah berbeda secara
luas dan membangun kombinasi-kombinasi yang sangat berbeda dari pilhan-pilihan
stafnya. Pada berbagai situasi yang ada, sesungguhnya produktif yang
memungkinkan setiap orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas pengembangan
dengan kata lain, penerapan konversi.
(9)
Ada beberapa besar di dalam
keluasan, yang individu-individunya mengambil keuntungan dengan cara berbeda dari
peluang-peluang yang ada dalam lingkungan mereka. Orang-orang yang
berpartisipasi secara aktif dalam satu jenis pengembangan staf cenderung
mengerjakan pekerjaan lainnya secara baik, dan mempunyai sifat yang favorable
menghadapi pilihan yang ditawarkan, dengan kata lain, kebanyakan orang yang aktif.
“Menyeberang keluar” dan merasa tampil percaya diri, oleh karena itu, sistem
harus di usahakan untuk menghantarkan pelayanan kepada mereka.
(10) Kolaborasi
pemerintah dengan sekolah, personil atau tokoh masyarakat, kepala, guru dan anggota masyarakat,
personil,
universitas dan asisten teknis, semuanya muncul menjadi rantai bagi usaha membangun
lingkungan yang favorable dan
keterlibatannya sangat krusial.
Program komprehensif pengembangan proporsional guru hendaknya mempunyai tiga dimensi yaitu sebagai
acuan sistem untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dalam jabatan (in service training ) yang cocok bagi
guru, sebagai bekal di sekolah untuk meningkatkan kualitas program-programnya
dan menciptakan suasana atau kondisi
yang memungkinkan guru sebisa mungkin mengembangkan potensinya secara optimal. Pengembangan proporsional Guru secara Komprehenship, dalam jabatan,
memungkinkan adanya model komprehensif bagi pengembangan proporsional guru
benar-benar dirasakan sangat mendesak. Untuk itu ada tiga model parsial
pengembangan proporsional, yaitu pelatihan dalam jabatan, menjajaki kemungkinan
adanya keterlibatan pemerintah untuk
memberi pengakuan yang sama terhadap pekerjaan proporsional dari
anggota-anggota komunitasnya dan mencoba memanfaatkan potensi, program-program
pengembangan professional dan program-program perbaikan sekolah sebagai proses yang berkelanjutan.
Salah satu bentuk kegiatan pendidikan tambahan dalam jabatan adalah penataran.
Permasalahannya hingga saat ini masih ada kesan kuat bahwa kegiatan penataran
belum dikelola secara professional. Dalam kontek ini kemudian kegiatan penataran
perlu dilakukan secara hati-hati, dan harus ada kejelasan dalam tujuan dan
arah, pengetahuan dan keterampilan yang luas serta komitmen professional yang
mendalam.
Kemampuan professional guru antara lain dapat ditingkatkan melalui program
pendidikan dalam jabatan, pengembangan professional dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan
yang sungguhpun terdapat keragaman yang kentara, yaitu kebutuhan sosial, kebutuhan untuk
mengembangkan potensi akademik dan mendorong guru agar dapat menikmati
kehidupan pribadinya.
artikel yang sangat membantu saya dalam tesis istri saya, kalau ada bukunya boleh di emailkan ke saya, aturnuwun
BalasHapusmohon izin copy-paste. terimakasih.... sangat membantu untuk bahan referensi tesis teman saya...
BalasHapusIzin copas buat bahan tesis
BalasHapusIzin copas buat bahan tesis
BalasHapusIzin copas buat bahan tesis
BalasHapusmohon ijin untk melengkapi tugas s3
BalasHapus